Penadigital.id - Beberapa keluarga yang tidak mampu di Dasan Cermen mendapat bantuan berupa beasiswa pendidikan dari Astra Honda Motor. Saat ini, ada sekitar 33 anak yang secara berkala menerima beasiswa tersebut. Salah satu contohnya adalah Ahyar Rosin, yang merupakan penerima beasiswa yang berasal dari keluarga Sakirin.
Sakirin, seorang buruh panggul dengan penghasilan terbatas, membesarkan empat anaknya di rumah sederhana. Dengan bantuan beasiswa sebesar Rp775.000 yang diterima setiap enam bulan, ia dapat meringankan beban biaya pendidikan anaknya.
Ahyar Rosin adalah satu-satunya anak dalam keluarga yang dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat SMA berkat bantuan beasiswa dari Astra. Ia memiliki harapan besar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan menjadi seorang guru.
“Saya berharap dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi nantinya. Karena saya bercita-cita ingin menjadi guru,” tutur Ahyar.
Di lain pihak, Kamaruddin selaku Koordinator Pilar Pendidikan Program Kampung Berseri Astra (KBA) Dasan Cermen, menjelaskan bahwa total ada 33 anak yang menerima beasiswa dari Astra. Mereka berasal dari keluarga kurang mampu dan anak-anak yatim. Beasiswa ini mencakup berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/SMK, dengan besaran bantuan yang berbeda sesuai tingkat pendidikan masing-masing.
“Beasiswa ini diberikan secara tepat waktu dan harus digunakan sepenuhnya untuk mendukung pendidikan penerima, tidak boleh digunakan untuk keperluan di luar sekolah. Selain bantuan keuangan, anak-anak penerima juga mendapatkan pelatihan ekstrakurikuler, seperti les Bahasa Inggris dan pelatihan menari, yang membantu meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka,” ujar Kamruddin.
Program Kampung Berseri Astra di Dasan Cermen merupakan bagian dari upaya Astra Honda Motor untuk mendukung masyarakat dengan berbagai program, termasuk pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, kesehatan, dan keamanan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan membantu mengentaskan kawasan kumuh.
(Dewi Oktaviani/adp)
0 comments