Penadigital.id - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) laksanakan Roadshow Film BUYA HAMKA dengan Diskusi dan Ta’aruf Artis. Acara ini digelar dengan sangat meriah serta antusias yang tinggi bagi keluarga besar Uhamka serta tamu undangan. Kegiatan ini terlaksana di Aula Ahmad Dahlan lantai 6 Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, Sabtu (1/4).
Acara ini turut dihadiri oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka, Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Badan Pembina Harian (BPH) Uhamka, Prof Abdul Mu’ti selaku Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2022-2027, Fajar Bustomi selaku Sutradara film BUYA HAMKA, Azizah Hamka selaku anak kelima dari Buya Hamka sekaligus anak perempuan pertama, Uni Siti Mursidah selaku cucu dari Buya Hamka, Vino G. Bastian berperan sebagai Buya Hamka, Donny Damara berperan sebagai Haji Rasul, Alfie Alfandi berperan sebagai Dadang, jajaran pimpinan Muhammadiyah, jajaran pimpinan Aisyiyah dan para peserta pengajian PP Muhammadiyah.
Prof Gunawan Suryoputro selaku Rektor Uhamka menceritakan secara singkat sejarah Uhamka dari berdirinya Uhamka sampai saat ini. Ia menjelaskan bahwa Uhamka adalah perubahan bentuk Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Jakarta dengan nama awal Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). PTPG ini diresmikan pada tanggal 25 Rabiul Awal 1377 H/18 November 1957 M. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, pada tahun 1958 PTPG berubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
“Singkatnya terpilihlah nama Hamka dan menggunakan Muhammadiyah karena Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III (LLDikti Wilayah III) mengatakan disuatu wilayah tidak boleh menggunakan nama yang sama, karena sudah ada Universitas Muhammadiyah Jakarta maka ditambahkan menjadi Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA atau Uhamka. Dengan nama besar Muhammadiyah serta Hamka dipercaya oleh masyarakat se-Indonesia. Kemudian kami juga mempunyai motto ialah Hamka Muda. Terima kasih kepada Bapak Fajar, Starvision, Falcon Pictures, MUI, dan Muhammadiyah yang semuanya telah hadir,” tutur Prof Gunawan.
Selanjutnya, dilain pihak, Sudarnoto Abdul Hakim selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Badan Pembina Harian (BPH) Uhamka mengatakan bahwa atas nama MUI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tinggi nya karena telah mengangkat tokoh ulama besar Indonesia yaitu Buya Hamka.
“Kerja sama kesepakatan ini antara MUI, Starvision, dan Falcon Pictures yang resmi ketika penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) pada tahun 2015, dan syuting nya terlaksana pada tahun 2019. Jadi setelah menunggu lima tahun dengan menyiapkan naskah dan bekerja keras. Akhirnya film ini dapat dirampungkan. Kemudian saya yakin bahwa ini akan mendapatkan sambutan yang luar biasa oleh semua masyarakat,” ujar Sudarnoto.
Menurut Prof Abdul Mu'ti, Buya Hamka merupakan sosok pujangga yang memiliki karakter intelektual. Ia adalah sosok ulama yang mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa. Buya Hamka sendiri memiliki kelebihan dan ciri khas dalam gaya tulisannya, ia mampu menulis dengan hati sehingga ia dapat melahirkan energi positif dalam karya-karyanya.
"Buya Hamka adalah sosok yg sangat unik, beliau sosok intelektual. Dia seorang pujangga, pemikir, tapi juga ulama dengan mencetak karya yang sangat luar biasa. Salah satu kelebihan tulisan Buya Hamka adalah ia selalu menulis dengan hati sehingga karya yang ia lahirkan dapat menciptakan energi positif untuk sekitarnya," ujar Prof. Mu'ti
Fajar Bustomi selaku Sutradara film ini menyampaikan bahwa Buya Hamka adalah sosok yang menginspirasi melalui karya-karyanya dan juga perjalanan hidupnya yang gigih dalam memperjuangkan cita-citanya.
“Ketika saya membaca kenang-kenangan Buya Hamka yaitu Biografi Buya Hamka, bercerita perjalanan beliau ketika merantau ke HOS Tjokroaminoto, berangkat haji ke Mekkah untuk membuktikan ke ayahnya bahwa ia bisa menjadi Ulama seperti ayahnya. Maka dari itu, saya harap film ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus melahirkan ide dan gagasan seperti Buya Hamka,” ujar sang Sutradara.
Di lain hal, Vino G. Bastian pemeran Buya Hamka menuturkan bahwa dewasa ingin menjadi sosok inspiratif seperti Buya Hamka karena ia merupakan seniman dan ulama yang mampu membangun karya yang menjadi media dakwahnya. Lewat film Buya Hamka ini semoga bukan hanya sebagai tontonan tapi juga tuntunan, khususnya kepada Hamka Muda di masa kini dan masa depan.
“Buya Hamka itu bisa menciptakan karya-karya yang ia jadikan sebagai media dakwahnya, melalui karya sastra yang ia buat. Saya harap saya juga dapat menjadi sosok seperti beliau melalui karya film yang saya lakoni, khususnya di film Buya Hamka ini. Saya juga harap film ini dapat menjadi tontonan sekaligus tuntunan untuk HAMKA Muda sebagai penerus Buya Hamka,” pungkasnya.
0 comments