Ulama memiliki
status yang sangat urgen dan posisi strategis dalam Islam. Sehingga pembahasan
yang berkaitan dengan ulama tidak luput di bahas dalam al Qur’an, mulai dari
suku katanya, sinonimnya sampai pada karakteristiknya.Di dalam kitab al-Mu’jam
al-Mufahras Li al-Faḍ al-Qur’an karya Muhammad Fuad Abdul Baqi menyebutkan kata
ulama hanya terdapat dua kali, yaitu dalam Q.S Fāṭir Ayat 28 dan Q.S
as-Sy‟uāra ayat 197.
Pertama, disebutkan dalam surat Fāṭir ayat 28 dengan kata al -Ulama’ yang diawali alif
lam. الْعُلَمَاءُ :
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ
وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ
عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Dan
diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang binatang ternak ada
yang bermacam macam warnanya dan jenisnya.Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hambaNya adalah hanyalah Ulama, Sesungguhnya Allah itu maha
perkasa lagi maha pengampun”.
Kedua, Disebutkan
dalam Surat as-Sy‟uāra ayat 197 dengan kata Ulama tanpa alif
lam عُلَمَاءُ tetapi disandarkan
ke bani israil.
أَوَلَمْ
يَكُنْ لَهُمْ آيَةً أَنْ يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ
“Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwapara ulama Bani
Israil mengetahuinya?”
Dua ayat yang menyebutkan secara sharīh (jelas)
kata ulama diatas, memiliki status gramatikal bahasa arab yang sama yaitu
keduanya sebagai Ma’rifat (yang diketahui atau sudah khusus maknanya).
Pada ayat yang pertama dikatakan sebagai bagian dari ma’rifat karena
kata ulama tersebut diawali dengan alīf lām. Sedangkan pada ayat yang
kedua kata ulama tersebut di idhafahkan kepada kata setelahnya yaitu Banī
Isrāīl. Dimana keduanya termasuk sebab yang mengakibatkan sebuah kalimat
yang nakirah (yang belum diketahui atau umum maknanya) menjadi ma’rifah.
Hal ini mengindikasikan bahwa agama ini memilki pandangan khusus tentang
hakikat ulama.
Sedang dalam berbagai bentuknya, kata Ulama sesuai
akar kata dalam Bahasa arabnya disebutkan beberapa kata.
Sebut saja kata ‘alīma ini disebut 863 kali di dalam
al-Qur‟an. masing-masing dalam bentuk fi`il madi (kata kerja) yang telah dilakukan) 69 kali, fi‟il muḍari (kata kerja yang akan atau sedang
dilakukan) 338 kali, fi‟il amr (kata kerja perintah) 27 kali,
dan selebihnya dalam bentuk isim (nama) dalam berbagai bentuknya 429 kali.
Dengan demikian, secara leksial (makna kata) „alim adalah bentuk isim mubalagah dari „ālim, berarti orang yang memiliki pengetahuan tentang zat (hakikat)
sesuatu, baik yang bersifat teoritis (teori) ataupun yang bersifat praktis
(pelaksanaan), atau orang-orang yang memilki kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap berbagai masalah dengan sebaik-baiknya, bentuk jama‟ (banyak) dari kata „ālim adalah ulama.
Begitujuga ada beberapa ayat
al-Qur‟an yang menjelaskan tentang ulama walaupun dalam ayat-ayat tersebut
tidak langsung menyebutkan kata ulama seperti menggunakan istilah lain yang
sama dengan pengertian ulama yaitu ūtū al-ilm, ūlū al-ilm, ar-rāsikhūna fī al- ilm, ūlū albāb,dan ahli al-fiqh (fuqaha).
Sinonim Ulama Dalam Al Qur’an
Sebagai tema yang penting, kata
ulama memiliki sinonim tidak sedikit yang disebutkan dalam
al-Qur’an. Berikut ini kata-kata yang memiliki
makna yang sama dengan ulama dalam al-Quran:
a. al-’Ālimūn
Sebagaimana disebutkan dalam
surat al-‘Ankabūt ayat: 43.
وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِۚ وَمَا
يَعْقِلُهَآ اِلَّا الْعٰلِمُوْنَ
“Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”.
- Ūlū al-Albāb
Disebutkan di beberapa tempat
dalam al-Qur’an, di antaranya adalah dalam surat Ali Imran
ayat: 190.
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan iang
terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang berakal”
- Ūlū al-Abshār
Disebutkan di beberapa tempat dalam al-Qur’an, di antaranya adalah dalam surat Ali Imran ayat: 13.
قَدْ كَانَ لَكُمْ اٰيَةٌ فِيْ
فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۗفِئَةٌ تُقَاتِلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَاُخْرٰى
كَافِرَةٌ يَّرَوْنَهُمْ مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۗوَاللّٰهُ يُؤَيِّدُ
بِنَصْرِه مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ اِنَّ
فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ
“Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua
golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang
lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang Muslimin
dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
mata hati”.
- Ūlū an-Nuhā
Sebagaimana disebutkan dalam surat Thāha ayat: 54.
كُلُوۡا
وَارۡعَوۡا اَنۡعَامَكُمۡ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الـنُّهٰى
“Makanlah
dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian
itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.
- Ūlū al-’Ilm
Disebutkan
dalam surat Ali Imran ayat: 18.
شَهِدَ
اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا
هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ
اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia
(yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Semua sinonim kata ulama diatas
memiliki inti subtansi yang sama dengan makna ulama itu sendiri,
walaupun konteksnya berbeda-beda antara satu ayat dengan ayat yang
lainnya.
0 comments